Minggu
(5/8/2012), Aula Abu Bakar Ash Shiddiq MTsN 2 Pontianak menjadi tempat
berkumpulnya anggota pramuka aktif MTsN 2, alumni, dan pembina. Hampir semua keluarga
besar berkesempatan untuk hadir di acara buka bersama gudep. Selain itu, ada
juga beberapa orang tua dari peserta LT V yang menghadiri undangan. Lalu pada
momentum yang besar ini, dihadiri juga oleh Pak Makinuddin (pernah menjadi
pembina dan kepala sekolah di MTsN 2), Pak Darohman (pernah menjadi waka
kesiswaan, sekarang di Kanwil DEPAG), dan juga Pak Endang (Pernah menjadi guru
dan waka).
Kegiatan
ini diawali dengan membaca asma’ul husna dan surah pendek. Kemudian diselingi
dengan pembacaan sebuah karya tentang pengalaman peserta LT V. Lalu nonton
video sambil menunggu adzan berkumandang. Setelah mengganjal perut dengan
makanan ringan, kegiatan dipending untuk sholat magrib berjamaah. Karena
persediaan air di bak aula habis, maka undangan
terpaksa di pencar untuk berwudhu. Kemarau...kemarau. Setelah sholat, acara
dimulai lagi. Apa itu? Saatnya makan batu.he. Batu kan berat, jadi saatnya kita
makan berat. Sambil undangan mengambil makanan yang sudah dihidangkan, sebuah
kegiatan untuk Bu Karimah (Koordinator Pramuka) tengah dipersiapkan. Semua
panitia telah standby di posisinya, siap untuk memberi kejutan kepada Bu
Karimah yang sehari lalu berulang tahun. Mereka meninting posisi ibu. Ternyata
sedang antri ambil makanan. Setelah ibu duduk, mc mulai berbicara. Mc meminta
ibu maju mewakili gudep karena peserta LT V akan memberikan kenang-kenangan.
Padahal baru suapan pertama, eh udah disuruh maju. Maaf ya bu.
Beberapa
langkah ibu berjalan, salah seorang panitia berteriak “Selama setahun tak di
rumah. Jadi penasehat tuan makmor. Selamat ulang tahun Ibu Karimah. Moge tetap
sehat dan panjang umor.” Setelah itu nyanyian berisi doa untuk yang berulang
tahun dibawakan oleh panitia. Tak lama undangan pun ikut bernyanyi. Waw, jadi
riuh ruangan tu. Satu-satu undangan disalami oleh Bu Karimah. Lalu setelah itu
ibu kembali ke depan. Inas mewakili teman-teman LT, memberikan sebuah buku yang
mereka ( 16 orang peserta LT) buat sendiri. Judulnya “Kamek – Kamek Pernah ke
Jakarta”. Setelah itu acara berlangsung seperti biasa. Tak lengkap rasanya,
jika acara tanpa foto-foto. Bang Munirlah tukang jeprat-jepretnya. Usai
foto-foto, satu-satu undangan meninggalkan tempat.
Ramadhan,
menjadi saat dimana semua keluarga Buya Hamka duduk bersama dalam satu acara. Mereka
yang menuntut ilmu di luar Kalbar pun rela untuk datang. Terima kasih ya Allah
masih berikan kami kesempatan berkumpul. Semoga tahun depan kita bisa berkumpul
lagi dikegiatan yang sama. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar